- Changdeokgung
Karena terletak di sebelah timur Istana Gyeongbok sehingga disebut pula Donggung atau Istana Timur. Changdeokgung bermakna "Istana Kebajikan Gemilang".[3]
Istana Gyeongbok sebagai istana utama merupakan pusat pemerintahan yang dikelilingi oleh kuil leluhur, altar kurban dan kantor-kantor pemerintahan.[4] Namun istana yang disukai dan ditinggali lebih lama bukan Gyeongbok, melainkan Changdeok.[4] Saat pemerintahan Joseon berakhir pada tahun 1910, Istana Changdeok dijadikan aset pemerintah dan dibuka untuk umum.[4]
Sampai kini, komplek ini dipuji karena mewarisi elemen-elemen arsitektur zaman Tiga Kerajaan yang menciptakan harmonisasi dengan alam sekitar.[4] Metode ini tidak dimasukkan dalam pembangunan Gyeongbokgung.[4]
Bersama Benteng Hwaseong, Istana Changdeok dilestarikan sebagai Situs Warisan Dunia UNESCO pada tahun 1997.[5]
Changdeokgung (Istana Changdeok) adalah sebuah komplek istana Dinasti Joseon di Seoul, Korea Selatan.[1][2][3]
Karena terletak di sebelah timur Istana Gyeongbok sehingga disebut pula Donggung atau Istana Timur. Changdeokgung bermakna "Istana Kebajikan Gemilang".[3]
Istana Gyeongbok sebagai istana utama merupakan pusat pemerintahan yang dikelilingi oleh kuil leluhur, altar kurban dan kantor-kantor pemerintahan.[4] Namun istana yang disukai dan ditinggali lebih lama bukan Gyeongbok, melainkan Changdeok.[4] Saat pemerintahan Joseon berakhir pada tahun 1910, Istana Changdeok dijadikan aset pemerintah dan dibuka untuk umum.[4]
Sampai kini, komplek ini dipuji karena mewarisi elemen-elemen arsitektur zaman Tiga Kerajaan yang menciptakan harmonisasi dengan alam sekitar.[4] Metode ini tidak dimasukkan dalam pembangunan Gyeongbokgung.[4]
Bersama Benteng Hwaseong, Istana Changdeok dilestarikan sebagai Situs Warisan Dunia UNESCO pada tahun 1997.[5]
Changdeokgung | |
---|---|
Hangeul | 창덕궁 |
Hanja | 昌德宮 |
Alih Aksara yang Disempurnakan | Changdeokgung |
McCune–Reischauer | Ch'angdŏkkung |
Changdeokgung Palace Complex* | |
---|---|
Situs Warisan Dunia UNESCO | |
| |
Changdeokgung Injeongjeon | |
Negara Peserta | Korea Selatan |
Tipe | Budaya |
Kriteria | ii, iii, iv |
Referensi | 816 |
Wilayah† | Asia-Pasifik |
Sejarah prasasti | |
Prasasti resmi | 1997 (Sesi 21st) |
* Nama resmi dalam Daftar Warisan Dunia. † Menurut klasifikasi resmi UNESCO. |
Sejarah
Didirikan pada tahun 1405, Istana Changdeok awalnya dijadikan sebagai balai angin atau villa (igung).[3] Villa seperti ini biasanya hanya digunakan sebagai kediaman sementara saat raja ingin beristirahat dari kegiatan rutin di istana utama.[3] Sebagian besar dibangun jauh dari ibukota, terutama di daerah-daerah dengan pemandangan indah.[3] Namun begitu, Changdeokgung adalah satu-satunya villa yang terletak dalam ibukota, hanya berjarak 1 km dari Istana Gyeongbok, istana utama Joseon. Kebiasaan membangun villa dalam kota seperti itu bermula semenjak zaman Dinasti Goryeo.[3]Karena Istana Changdeok pada awalnya dibangun sebagai villa, bangunannya tidak luas dan fasilitasnya diutamakan untuk kemudahan raja.[3] Ketika perannya semakin meningkat dimana lebih banyak aktivitas formal yang dilaksanakan di sana, kompleknya diperluas dan jumlah bangunan ditambah.[3]
Selama 200 tahun pertama, Istana Changdeok tidak terpengaruh masalah-masalah politik yang terjadi di istana utama.[3] Saat kehidupan raja sedang tenang, ia akan pergi ke Istana Changdeok.[3]
Pada periode ini, lokasi yang jadi favorit raja adalah Gwangyeollu ("Pendopo Luas"), yang memang sudah didirikan sejak awal pembangunan villa. Raja Taejong tercatat sering mengadakan jamuan untuk para pejabat istana di tempat ini. Selain itu ia juga suka menonton gyeokgu (pertandingan polo) dari sini.[3] Dapat disimpulkan bahwa dahulu di dekatnya ada lapangan yang luas. Selama 100 tahun, Gwangyeollu dimanfaatkan sebagai tempat bersantai-santai. Namun pada abad ke-16, bangunan ini mulai lapuk dan tak terawat, kemudian dirobohkan dan tak pernah dibangun lagi.[3]
Istana Changdok musnah dilalap api dalam peristiwa Perang Imjin pada tahun 1592.[1] Pembangunan kembali dilakukan pada tahun 1609 untuk menggantikan Istana Gyeongbok sebagai istana utama. Bangunan-bangunannya direkonstruksi di posisi semula dengan struktur dasar dan nama yang sama dengan sebelumnya.[3]
Sebenarnya Istana Changdeok sulit untuk dijadikan sebagai istana utama kareana awalnya tidak dirancang untuk mendukung upacara-upacara formal atau penyambutan utusan asing.[3] Halaman depan aula utama terlalu sempit dan pendopo untuk bersenang-senang tidak cukup leluasa menjamu tamu-tamu.[3] Walau terkendala dengan hal-hal ini, keluarga kerajaan tetap menggunakan Istana Changdeok tanpa merombaknya sedikit pun. Hal itu dikarenakan tradisi yang menghindari perusakan terhadap hasil karya leluhur.
Dalam periode 250 tahun dari abad ke-17 sampai pertengahan abad ke-19, Istana Changdeok mengalami beberapa kali musibah kebakaran serius.[3] Pada tahun 1621, terjadi kebakaran yang disebabkan peristiwa pemberontakan Yi Gwal.[3]
Pada tahun 1830, sebuah kebakaran lain terjadi menghanguskan bangunan-bangunan di bagian dalam istana yang bermula dari ondol (penghangat ruangan) yang tertiup angin.[3] Sistem ondol yang selalu digunakan pada musim dingin untuk menjaga kehangatan ruangan-ruangan merupakan resiko yang sulit dihindari.[3] Namun setelah kebakaran, bangunan-bangunannya selalu direkonstruksi kembali seperti bentuk asli sehingga rancangan dasar masih terus terpelihara sampai sekarang.[3]
Changgyeonggung
Raja Sejong yang Agung dari Dinasti Joseon kemudian menambahkan beberapa bangunan istana untuk ayahandanya Raja Taejong dan disebut dengan Istana Sugang (Suganggung), namun pada tahun 1483 direnovasi dan diperluas oleh Raja Seongjeong. Istana ini mengalami kehancuran pada saat Invasi Jepang ke Korea tahun 1592, namun setelah itu dipulihkan lagi.
Pada masa kolonial Jepang, pemerintah Jepang menambahkan kebun binatang, kebun raya dan museum di dalam kompleksnya. Pada tahun 1983 kebun binatang dan kebun raya dihilangkan. Saat ini beberapa tempat bersejarah yang terdapat di Istana Changgyeong adalah:
- Gerbang Honghwamun - kemungkinan dibangun tahun 1484 oleh Raja Seongjong, namun musnah terbakar dalam Invasi Jepang tahun 1592, dan dibangun kembali tahun 1616 di masa pemerintahan Raja Gwanghaegun.
- Jembatan Okcheongyo - dibangun tahun 1483; memiliki panjang 9,9 meter dan lebar 6,6 meter dengan kaki yang melengkung.
- Myeongjeongjeon - ruangan atau bangunan istana yang dibangun tahun 1484, namun terbakar dan musnah pada saat Invasi Jepang tahun 1592, lalu dibangun kembali pada tahun 1616. Myeongjeongjeon hanya berlantai 1 dengan atap yang saling bersusun.
- Sungmundang - ruangan atau bangunan istana yang dibangun tahun 1830 untuk Raja Sunjo; Raja Yeongjo mengadakan berbagai ujian kenegaraan di sini.
- Paviliun Haminjeong - dibangun tahun 1633.
- Gyeongchunjeon - ruangan atau bangunan istana yang dibangun tahun 1483, namun hancur di tahun 1592 karena Invasi Jepang kemudian dibangun lagi tahun 1616, tapi terbakar di tahun 1830 dan kemudian dibangun lagi tahun 1834. Raja Jeongjo dan Raja Heonjong dilahirkan di tempat ini.
- Hwangyeongjeon - ruangan atau bangunan istana yang dibangun tahun 1484 pada masa kekuasaan Raja Seongjong, namun hancur di tahun 1592 karena Invasi Jepang kemudian dibangun lagi tahun 1616, tapi terbakar di tahun 1830 dan kemudian dibangun lagi tahun 1834.
- Tongmyeongjeon - ruangan atau bangunan istana yang juga dibangun tahun 1484 pada masa kekuasaan Raja Seongjong, namun hancur di tahun 1592 karena Invasi Jepang kemudian dibangun lagi tahun 1616, tapi terbakar di tahun 1830 dan kemudian dibangun lagi tahun 1834.
- Kolam Chundangji - dibuat pada tahun 1909, dengan sebuah pulau yang luasnya 366 meter persegi dan sebuah jemabtan ditambahkan pada tahun 1984. Kolam yang terkecil luasnya 1.107 meter persegi dan yang terbesar luasnya 6.483 meter persegi.
Galeri
Deoksugung
Sebagai tambahan bangunan, di dalam area kompleks juga terdapat museum seni, kebun raya dan patung raja Sejong.
Deoksugung | |
---|---|
[[File:|frameless|alt=]] Deoksugung | |
Hangeul | 덕수궁 |
Hanja | 德壽宮 |
Alih Aksara yang Disempurnakan | Deoksugung |
McCune–Reischauer | Tŏksugung |
Sejarah
Istana Deoksu awalnya didirikan untuk kediaman Pangeran Wolsan, kakak kandung raja Seongjeong. Istana ini menjadi tempat kediaman anggota keluarga kerajaan selama masa Perang Tujuh Tahun antara dinasti Joseon dengan Jepang setelah semua istana dibakar habis dalam serbuan Jepang tahun 1592. Raja Seonjo adalah raja pertama dari dinasti ini yang menempati istana Deoksu. Raja Gwanghaegun dilantik jadi raja pada tahun 1608 di istana ini dan menamakannya Gyeongun-gung pada tahun 1611. Setelah istana resmi Changdeokgung dibangun lagi di tahun 1618, Istana Deoksu digunakan sebagai isatana sampingan selama 270 tahun dan dinamakan "Seogung" (Istana Barat).Pada tahun 1897, setelah terjadi insiden Raja Gojong mengungsi ke Kedutaan Besar Rusia, ia kembali lagi ke istana ini dan menamakannya lagi dengan Gyeongun-gung. Ia memperbanyak fasilitas dan meneruskan hidupnya di sini ketika tahta rajanya ia serahkan pada putranya, Sunjong. Istana ini lalu dinamakan Deoksugung, sebagai harapan rakyat untuk panjang umur Raja Gojong.
Galeri
Istana Gyeongbok aslinya didirikan tahun 1394 oleh Jeong do jeon, seorang arsitek. Istana ini hancur pada saat invasi Jepang ke Korea tahun 1592-1598 dan dibangun lagi selama tahun 1860-an dengan 330 buah komplek bangunan dengan 5.792 kamar. Berdiri di wilayah seluas 410.000 meter persegi, Istana Gyeongbok adalah simbol keagungan kerajaan dan rakyat Korea. Setelah pembunuhan Maharani Myeongseong oleh mata-mata Jepang di tahun 1895, Raja Gojong meninggalkan istana ini bersama anggota keluarganya yang lain dan tidak akan pernah kembali.
Pada tahun 1911, pemerintahan Jepang yang sedang menjajah Korea menghancurkan semua bangunannya kecuali 10 bangunan utama, dan membangun Bangunan Pemerintahan Utama Jepang untuk gubernur jenderal Korea di depan Ruangan Tahta.
Bangunan utama dari Istana Gyeongbok termasuk Geunjeongjeon, Ruangan Tahta Raja (yang merupakan harta nasional Korea Selatan nomor 223) dan Paviliun Gyeonghoeru (harta nasional nomor 224) yang memiliki kolam bunga teratai dan bertiangkan 48 buah tonggak granit.
Istana Gyeongbok saat ini dibuka untuk umum dan Museum Nasional Rakyat Korea (National Folk Museum of Korea) berdiri di dalamnya.
Banyak rakyat Korea yang berharap pemerintahnya dapat mengembalikan bentuk asli istana. Berkat kerja keras arkeolog, 330 bangunan berhasil dibangun kembali. Saat ini gerbang masuk istana (Gwanghwamun) sedang direnovasi untuk dibuat kembali seperti pada asalnya dan diperkirakan selesai tahun 2009.
Gyeongbokgung | |
---|---|
Hangeul | 경복궁 |
Hanja | 景福宮 |
Alih Aksara yang Disempurnakan | Gyeongbokgung |
McCune–Reischauer | Kyŏngbokkung |
Istana kepresidenan Cheong Wa Dae
Taman belakang istana pernah digunakan sebagai tempat kediaman Gubernur jenderal selama masa penjajahan Jepang. Dengan berdirinya Republik Korea tahun 1948, Presiden Syngman Rhee menggunakannya sebagai kantor dan tempat kediaman. Pada tahun 1993, setelah presiden Kim Young-sam dipilih jadi presiden Korea Selatan, rumah kediaman Gubernur Jenderal tersebut dihancurkan untuk menghilangkan simbol penjajahan Jepang atas Korea.Galeri
Gyeonghuigung
Gyeonghuigung atau Istana Gyeonghui adalah istana yang terletak di Seoul, Korea Selatan. Istana Gyeonghui termasuk dari Lima Istana Besar Korea yang didirikan oleh Dinasti Joseon.
Pada masa-masa akhir Dinasti Joseon, Istana Gyeonghui adalah istana sampingan untuk raja dan lokasinya terletak di sebelah barat Seoul. Istana ini seringkali disebut Seogwol (Istana di Sebelah Barat). Istana sampingan berfungsi sebagai tempat pindahnya raja ketika terjadi keadaan darurat.
Sekitar 10 orang raja Joseon dari Raja Injo sampai Raja Cheoljong pernah mendiami istana ini. Istana yang dibangun dengan harmonis bersama topografi gunung di sekelilingnya ini memiliki arsitektur yang memperlihatkan keindahan elemen-elemen khas Korea. Dahulu istana ini bahkan memiliki jembatan yang menghubungkannya dengan Istana Deoksu. Bangunan utamanya terbagi atas bangunan Sungjeongjeon dan Jajeongjeon dan ruang tidur Yungbokjeon dan Hoesangjeon.
Gyeonghuigung
Gerbang Sungjeongmun di Istana Gyeonghui.Nama Korea Hangeul 경희궁 Hanja 慶熙宮 Alih Aksara yang Disempurnakan Gyeonghuigung McCune–Reischauer Kyŏng-hŭi-gung
Gwanghwamun
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebasGwanghwamun [[File:|frameless|alt=]] Hangeul 광화문 Hanja 光化門 Alih Aksara yang Disempurnakan Gwanghwamun McCune–Reischauer Kwanghwamun Sejarah
Gwanghwamun dibangun pada tahun 1395 untuk menandai berdirinya Dinasti Joseon. Pada masa Invasi Jepang tahun 1592, gerbang ini mengalami kehancuran parah. Raja Gojong kembali memerintahkan pembangunannya di tahun 1867 bersamaan dengan pendirian kembali bagian-bagian istana. Gwanghwamun berdiri tegak sampai tahun 1926, ketika pada masa Penjajahan Jepang, gerbang ini dipindahkan ke lokasi yang sekarang di Museum Nasional Rakyat Korea sebagai gerbang Bangunan Pemerintahan Jenderal Jepang yang luas. Setelah kemerdekaan dari Jepang dan Perang Korea, Gwanghwamun mengalami kerusakan parah. Barulah pada tahun 1963 almarhum presiden Park Chung-hee memerintahkan pembangunan dan perbaikan. Papan nama Gwanghwamun dilukis sendiri oleh Park Chung-hee dan berdiri tegak sampai akhir 2006.
Renovasi
Gwanghwamun saat ini sedang mengalami renovasi, yang dimulai pada bulan Desember 2006. Bangunannya dibongkar dan dipindahkan lagi di lokasi aslinya yang berjarak 14,5 meter ke arah selatan, yakni sebagai gerbang utama Istana Gyeongbok. Renoasi ini dilakukan karena renovasi yang dilakukan tahun 1963 dilakukan di depan Bangunan Pemerintahan Jenderal Jepang yang telah dimusnahkan pemerintahan Korea Selatan pada tahun 1996. Tujuan dari renovasi ini adalah untuk menyelesaikan tugas penghapusan jejak-jejak penjajahan Jepang di Korea. Renovasi Gwanghwamun dijadwalkan selesai dibongkar bulan Mei 2007 dan benar-benar selesai dibangun pada tahun 2009 dengan tambahan taman dan plaza bagi masyarakat dan wisatawan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar